Jadikanlah Dirimu Manusia yang berakhlak Mulia dan mau berbagi dengan sesama

Selasa, 18 Agustus 2009

Tantangan dan Peluang Sumber Daya Manusia di Era Globalisasi


A. Latar Belakang.
Kata Kunci ; Tantangan dan Peluangà SDMà IPTEK à Prestasi Olahraga
Tantangan dan peluang di Era Globalisasi serta antisipasi yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh merupakan tema yang sangat relevan dengan situasi saat ini karena berbagai alasan. Salah satu diantaranya adalah karena masalah sumber daya manusia dan globalisasi adalah dua dari sekian banyak topik yang paling hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Tidak terhitung sudah berapa banyak seminar, ceramah, lokakarya, simposium dan artikel koran sampai saat ini yang tak henti-hentinya mengangkat topik tersebut baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Pernyataan para pejabat, serta lontaran para pakar, tokoh masyarakat dan professional dalam berbagai kesempatan semuanya menambah bobot nilai dan arti penting dari kedua topik tersebut. Hal ini terjadi karena topik sumber daya manusia dan globalisasi memang menyangkut masalah dasar yang amat penting bagi kelangsungan hidup kita sebagai bangsa kini dan dimasa mendatang.
Khususnya dibidang Prestasi olahraga dan bisnis olahraga, kita akan menghadapi era perdagangan bebas di wilayah Asia Tenggara Asean Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 dan wilayah Asia Fasific tahun 2020 sebagai hasil kesepakatan negara-negara anggota APEC (Asia Pasific Economic Cooperation). Untuk itu , maka setiap negara di Asia Pasific, termasuk Indonesia, akan dituntut untuk mampu bersaing dalam berbagai bidang . Essensi dari kemampuan bersaing itu adalah bahwa setiap negara harus dapat menghasilkan produk (barang dan jasa) yang bermutu tinggi, biaya rendah, effisien dalam proses dan cepat dalam penyerahan/pelayanan. Hal-hal yang dimaksud terakhir ini dapat disebut dengan kinerja organisasi (Organizational performance) dan menjadi tantangan bagi semua pihak yang terkait untuk mewujudkannya.
Dalam kaitan itu, pembangunan pendidikan merupakan upaya yang mendasar dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pengembangan kualitas SDM melalui pendidikan perlu dilaksanakan secara terpadu khususnya dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradapan, serta ketangguhan daya saing bangsa Indonesia (Djojo-negoro, 1995).




Organisasi adalah salah satu hasil peradapan manusia yang penting bagi kehidupan umat manusia modern. Dikatakan demikian karena melalui organisasi orang-orang dapat mencapai tujuannya dengan lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan kalau orang-orang itu melakukan usaha pencapaian tujuannya secara sendiri-sendiri. Menurut Robbins (1990) : "Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk tujuan bersama atau sekelompok tujuan".

Pendidikan sebagai suatu upaya membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, karenanya dituntut untuk secara terus menerus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan irama perubahan yang terjadi. Dalam pada itu, salah satu aspek sistem pendidikan yang amat berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas itu adalah organisasi atau lembaga pendidikan . Oleh karenanya, langkahlangkah kearah penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu pembangunan nasional. Saat ini, SDM yang memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan untuk bersaing dalam mendapatkan lapangan pekerjaan terlebih untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru masih minim. Untuk itu perlu ada perhatian yang sangat serius dalam mengembangkan kemampuan para pemuda terutama penanganan yang terkait dengan pengembangan industri olahraga. Suatu terobosan perlu dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan memberikan pembekalan tambahan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan mengenai jasa industri olahraga yang telah mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu.
Dalam perkembangan zaman, olahraga telah menjadi salah satu gaya hidup modern di era globalisasi. Dengan berkembangnya olahraga menjadi gaya hidup modern bagi masyarakat perkotaan, maka diharapkan dapat turut memberikan dukungan pengembangan industri jasa olahraga. Serta mampu mengatasi persoalan yang berkaitan dengan aktifitas dan pembinaan olahraga di tanah air. Wawasan menciptakan lapangan pekerjaan harus terbuka di mata para mahasiswa usai menamatkan studi di perguruan tinggi. “Mereka tidak lagi mencari pekerjaan tetapi bersaing untuk menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan dasar-dasar pendidikannya yaitu sebagai Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang olahraga yang diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, mental dan rohani, serta ditujukan guna pembentukan watak dan kepribadian, disiplin, sportifitas dan peningkatan prestasi. Untuk membentuk atlit berprestasi, perlu dibangun system recruitment antara lain dengan membangun keterpaduan, koordinasi dan sinergisitas dengan daerah serta membangun wahana untuk menjaring atlit berprestasi.
Pertandingan atau kejuaraan adalah urat nadi pembentukan prestasi, tempat mengamati dan mendeteksi bibit atlit sekaligus penjaringan terhadap atlit berprestasi, semakin besar volume dan frekuensi kejuaraan maka semakin besar peluang untuk menghasilkan atlit berprestasi. Kejuaraan Nasional merupakan event puncak untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembinaan atlit di daerah.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahannya adalah upaya-upaya apakah yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh di era globalisasi ".Tantangan dan Peluang Serta Antisipasi yang Perlu Dilakukan Dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Tangguh di Era Globalisasi Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sebagai Langkah Seorang Atlit Menuju Industri dan Prestasi Olahraga Profesional



BAB II
PEMBAHASAN
A. Globalisasi : Tantangan Dan Peluang
Globalisasi telah menjadi kata yang amat populer akhir-akhir ini karena banyak dibicarakan dan dibahas oleh berbagai kalangan. Kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi, komunikasi dan informasi yang menjadi ciri utama dari proses globalisasi itu menyebabkan terjadinya berbagai perubahan yang bersifat menyeluruh fundamental dan berdimensi banyak. lni semua merupakan fenomena yang tak terelakkan. Perubahan-perubahan pada skala global itu selanjutnya memicu timbulnya transformasi struktural yang pada gilirannya dapat memberikan dampak pada proses pergeseran nilai, sikap, cara hidup, perilaku manusia, sistem, kelembagaan dan lain-lain. Dalam kaitan, sumber daya manusia yang berkualitas yakni yang menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi akan memegang peranan yang sangat strategis dan mampu memacu pertumbuhan dan pengembangan disegala bidang kehidupan manusia.
Fenomena globalisasi yang terjadi belakangan ini juga telah menarik perhatian sejumlah ahli manajemen internasional belum lama ini. Sebagai contoh, dalam artikel pengantarnya pada salah satu terbitan The Academy of Management Review, Tung & Glinow (1991), memberi ilustrasi sebagai berikut: "The word has begun to resemble a global village. The peoples of different nations are interconnected more closely than they have ever been. Technologi has been a leading force bringing about this enhanced integration around the globe. Information and communication technology have increased our knowledge of the people of other nations, they have made it possible to interact with and influence each other more than ever before in the history of humankind". Memang benar, dunia kini seolah-olah sudah menjadi sebuah desa global, dimana manusia dari berbagai bangsa dapat berhubungan satu sama lain secara lebih dekat dari pada sebelumnya. Dalam pada itu, teknologi merupakan kekuatan penentu bagi peningkatan integrasi seluruh belahan bumi, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah meningkatkan pengetahuan kita tentang manusia dari bangsa-bangsa yang lain, serta memungkinkan adanya interaksi dan saling pengaruh mempengaruhi antara satu dengan lain secara lebih intensif dari pada sebelumnya. Kita sekarang dengan mudah dapat berbicara meialui telepon dengan sanak saudara, dan relasi yang berada di belahan bumi yang lain. Demikian pula, dalam waktu yang singkat kita dapat mengikuti perkembangan politik, ekonomi, olah raga atau lain peristiwa yang terjadi di berbagai negara melalui televisi dan internet.
Lebih lanjut, Tung et al. (1991) menulis:
"Economic has been the other major force in the globalizational phenomenon. In particularlarge multinational organizations have been able, using technology, to increase their economic efficiencies by beaming about and then obtaining inputs of material, human power, capital from more cost effective sources around the globe. Further, these new information and communication technologies have enabled multinational organizationas to market their outputs internationally, thus expanding the domain in which these organizatios take action and thereby enhancing their economic efficiency through scale"
Disamping teknologi, ekonomi telah menjadi kekuatan utama yang lain di dalam fenomena global itu. Perusahaan-perusahaan multinasional besar khususnya telah mampu, dengan tekhnologinya, menaikkan efisiensi ekonominya dengan belajar tentang dan mendapatkan masukan berupa bahan sumber daya manusia (SDM), dan modal dari sumber-sumber yang paling efektif di seluruh dunia. Lebih jauh lagi, tekhnologi baru di bidang infoimasi dan komunikasi memungkinkan organisasi-organisasi itu memasarkan produknya secara internasional, memperluas bidang lingkupnya dengan mengambil tindakan dan meningkatkan efisiensi ekonomi mereka.
Jadi, globalisasi yang pada intinya merupakan rekayasa ekonomi itu telah menjadikan kehidupan manusia menjadi begitu terbuka. Sebagai konsekwensinya, hal ini menyebabkan semakin tajamnya persaingan antar negara dan organisasi dalam merebut pasar serta usaha menghasilkan kinerja dan kualitas produk yang prima. Untuk ini semua, maka pada gilirannya organisasi bisnis yang terlibat dalam persaingan itu akan menuntut kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan bersaing. Singkatnya, dalam alam keterbukaan itu kuaiitas manusia menjadi kuncinya; dan oleh karenanya peranan organisasi atau lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu menjadi semakin penting.
Erat kaitannya dengan gejala globalisasi yang diuraikan diatas adalah era perdagangan bebas. Era perdagangan bebas tersebut ditandai dengan semakin minimnya hambatan-hambatan tarif, leluasanya lalu lintas barang, jasa dan investasi antar negara, serta tingginya mobilitas tenaga kerja. Kesemua hal yang disebutkan terakhir ini, kalau dicermati secara khtis, sesungguhnya sekaligus merupakan peluang yang harus kita rebut. Karena didalamnya terkandung potensi pasar yang lebih luas dan lebih bervariasi.Khususnya yang berkenaan dengan tenaga kerja, maka saat itu kelak tenaga kerja asing dalam jumlah besar di suatu negara akan menjadi pemandangan umum kita sehari-hari. Dampak lebih lanjut daripada situasi ini kelak, selain dari masalah ekonomi dan bisnis, tentunya sudah dapat diduga, yaitu antara lain : muncuinya masalah-masalah baru di bidang sosial budaya, dan boleh jadi juga dibidang pertahanan dan keamanan. Jadi, jika demikian halnya, maka jelas ini akan menjadi tantangan yang serius bagi kita dalam menghadapi masa yang penuh dengan persaingan itu. Dengan demikian, globalisasi itu pada dasarnya mentiratkan dua hal sekaligus: tantangan dan peluang. Kitalah yang harus pandai-pandai memanfaatkannya.
Dalam konteks pendidikan. Fenomena globalisasi (dan regionalisasi) juga membawa dampak terhadap masyarakat perguruan tinggi. Secara spesifik, Reid (1997), yang merujuk Wichit Srisaan dari Suranaree University of Technology di Thailand, menyatakan bahwa dampak dari globalisasi dan regionalisasi itu dapat dirasakan pada 4 (empat ) level yaitu :
lndividu , yaitu dirasakannya tuntutan kebutuhan akan periunya peningkatan pemahaman bahasa asing (terutama bahasa lnggeris) dikalangan tenaga pengajar dan mahasiswa. Organisasi, yakni adanya tuntutan untu melakukan pembenahan/pembangunan kelembagaan (institutional building) yang diarahkan pada pencapaian kinerja yang tinggi. Termasuk dalam pembangunan kelembagaan ini di antaranya adalah -. perubahan dan penyesuaian kurikulum, fasilitas teknologi pengajaran, serta peningkatan mutu tenaga pengajar dan semacamnya.
Nasional , yaitu adanya tuntutan untuk melakukan perubahanperubahan pada sistem pendidikan tinggi sehingga mampu mengakomodasikan kebutuhan yang semakin meningkat, misainya meialui : Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden serta seperangkat Hukum lainnya.
Intemasional, yaitu adanya tuntutan untuk melakukan kerjasama antar lembaga pendidikan tinggi, baik ditingkat regional (seperti ASEAN dan Asia Pasific) maupun ditingkat yang lebih luas lagi.
Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa proses globalisasi itu membawa dampak yang tuas dan berdimensi banyak, dan karenanya menjadi tantangan yang harus kita hadapi dengan bijak dan cerdas.
B. Peranan Sumber Daya Manusia
Masalah sumber daya manusia kini masih terus menjadi bahan perbincangan yang hangat berbagai kalangan dan dalam berbagai kesempatan. Kata sebagian orang, sumber daya manusia (SDM) lagi naik daun. Namun jika dicermati benar, sesungguhnya kesadaran akan pentingnya sumber daya manusia sudah bedangsung cukup lama. Hanya saja sekarang gemanya lebih keras dari sebelumnya, sehingga kalau seseorang tidak berbicara tentang SDM bisa jadi dianggap tidak mengikuti trend mutakhir. Bagi bangsa Indonesia hal tersebut tentu saja lebih menyakinkan lagi, karena masalah SDM atau lebih khusus lagi peningkatan kualitas SDM, secara eksplisit disebutkan sebagai titik sentral pembangunan nasional pembangunan jangka panjang tahap dua (PJP II).
Peranan SDM memang sangat peting. Tak ada keraguan akan hal ini. Lebih-lebih dalam era informasi dan globalisasi seperti sekarang. Mengutip kata John Naisbitt :"In an information society, human resource is at the cutting edge. And it means that human resource professionals are becoming much, much more important in their organization".
Pernyataan Nasibitt diatas jelas menunjukkan betapa besar dan pentingnya peranan SDM pada masa kini dan akan datang, yang sering disebut dengan masyarakat informasi itu. Hai ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan unsur utama dari setiap organisasi. Merekalah yang menciptakan berbagai inovasi dan kemudian membuat banyak organisasi menjadi dikenal luas. Jadi, kiranya tidak salah kalau perusahaan besar seperti Union Carbide menetapkan slogannya yang berbunyi .."Assets make things possible, peoples make things happen". Karena memang benar, manusialah yang membuat barang-barang dan jasa yang bernilai bagi suatu bangsa, dan hasil-hasil yang bernilai inilah yang menentukan derajat kesejahteraan dan taraf hidup suatu masyarakat.
Dunia kita sekarang ini, kata sementara orang, telah menjadi semakin sempit. Pergaulan dan hubungan antar bangsa di dunia pun telah berlangsung demikian erat dan mudahnya, dan terjadi diberbagai arena, baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial dan budaya. lni semua dimungkinkan oleh semakin maju dan berkembangnya teknologi informasi, media komunikasi dan alat transportasi. Khususnya bidang ekonomi dan bisnis, keadaan ini menyebabkan semakin tumbuhnya persaingan antar negara dan perusahaan dalam merebut pasar. Sebagai konsekwensi logisnya, perlombaan untuk menghasilkan kinerja dan kualitas produk dan jasa yang prima menjadi keharusan, yang pada gilirannya juga menurut kualitas SDM yang tinggi dan bersaing.
C. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia
Seperti dikatakan diatas bahwa kualitas SDM merupakan kunci dari keseluruhan ikhtiar manusia di segala bidang, termasuk untuk menghadapi persaingan bisnis global linternasional. Oleh karena itulah maka tepat sekaii GBHN menempatkan peningkatan kualitas SDM sebagai sasaran dalam PJP II. Kualitas SDM Indonesia saat ini, kalau dilihat secara kasus per kasus mungkin kita dapat mengatakan bahwa kualitas SDM Indonesia kini cukup bersaing di kancah internasional di beberapa bidang tertentu. Artinya SDM kita tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain, dan hasil karyanyapun dapat diandalkan. Bukti untuk hal ini saya kira dapat dengan mudah ditemui.
Akan tetapi, secara keseluruhan harus diakui bahwa kualitas dan kemampuan SDM Indonesia relatif masih rendah. Rendahnya kualitas dan kemampuan SDM Indonesia itu tercermin dari rendahnya produktivitas kerja, baik tingkatannya maupun pertumbuhannya (Batubara, 1992). Meskipun tidak terialu mengecewakan, jelas hal ini memerlukan usaha-usaha peningkatan kualitas SDM kita secara terus menerus. Maksudnya agar kita bisa mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain yang lebih tinggi taraf kualitas SDMnya, dan mampu berbicara lebih nyaring dipercaturan internasional. lni perlu karena keadaan dunia yang akan kita hadapi kelak akan sangat kompetitif.
Untuk keperluan usaha-usaha peningkatan kualitas SDM, barangkali kita perlu berfikir lebih spesifik kepada apa dan bagaimana negara-negara lain melakukannya. Selain Jepang, kita seringkaii mendengar bagaimana Korea, Hongkong, Taiwan dan Singapura melaksanakan pembangunan ekonominya dan mendapatkan sebutan sebagai NIC'S. Kesemua negara tersebut meletakkan tumpuan pada kualitas SDMnya. Sekedar illustrasi, Korea mempunyai jumlah tertinggi PhD per kapita di dunia, menurut Jacquiline Y. Pak dari IL Hae Institute. Kelompok Daewoo saja memperkerjakan 1000 PhD pada tahun 1990. Dari jumlah itu yang pasti mereka itu kebanyakan orang-orang Korea yang berpendidikan Amerika (Naisbitt & Aburden, 1990).
Erat kaitannya dengan kualitas SDM, adalah menyangkut masalah relevansi pendidikan, yang dari waktu ke waktu selalu menjadi tantangan, walau terus menerus dilakukan usaha-usaha perbaikannya. Dalam pada itu, salah satu masalah pendidikan yang berhubungan dengan relevansi adalah adanya ketidak sesuaian antara kebutuhan masyarakat dan keluaran pendidikan, yang oleh Wardiman Djojonegoro (19930 dirinci sebagai: "… adanya kecenderungan bahwa isi program pendidikan dinilai cenderung berorientasi pada penguasaan prestasi akademik untuk memasuki pada jenjang yang lebih tinggi dan belum menata arah untuk secara lentur bergerak cepat sejalan dengan tuntutan dunia ker'a yang secara terus menerus berubah serta kehidupan di masyarakat". Akibat lanjut dari pada keadaan diatas, terlebih-lebih jika tidak ada perubahan, adalah terjadinya akumulasi pengangguran tenaga terdidik.
Dari uraian singkat diatas, kiranya jelas bahwa kondisi kualitas SDM kita kini cukup serius, terlebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan keadaan SDM di negara-negara lain disekitar kita. Jadi masih banyak usaha-usaha yang perlu kita lakukan terus dalam pengembangan kualitas SDM ini.
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
1. USAHA PENINGKATAN KUALITAS
Kualitas SDM pada dasarnya berkenaan dengan keahlian, kemampuan dan ketrampilan kerja seseorang melakukan berbagai kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang ikut serta menentukan kualitas hidupnya. Jadi, kalau kita berbicara soal pengembangan kualitas SDM, itu berarti peningkatan keahlian, kemampuan dan ketrampilan kerja seseorang. Secara garis besar, bagi tenaga yang berada pada tingkat bawah/operasi menyangkut kualitas tehnis operasionalnya, yang menengah berkenaan dengan kualitas teknis operasional, supervisor dan managerialnya, dan bagi tenaga kerja tingkat tinggi menyangkut kualitas managerial dan komunikasinya.
2. JALUR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM).
Untuk keperluan peningkatan kualitas, pada dasarnya dapat dilakukan melalui tiga jalur utama, yaitu jalur pendidikan formal , jalur latihan kerja dan jalur pengembangan ditempat kerja, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :
Jalur Pendidikan Formal, terdiri dari pendidikan umum dan kejuruan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama dan atas, dan perguruan tinggi. Jalur pendidikan formal bertujuan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis, serta pengembangan watak dan kepribadian.
Jalur Latihan Kerja, yaitu proses pengembangan keahlian dan ketrampilan kerja . Latihan kerja menekankan peningkatan kemampuan professional dan mengutamakan praktek daripada teori. Dengan demikian, menurut Simanjuntak (1992), sistem latihan kerja dapat dipandang sebagai kelengkapan atau suplemen sistem pendidikan formal. Tegasnya, nilai-nilai masyarakat yang menyangkut sikap mental, moral dan dedikasi terhadap pelaksanaan tugas dapat dikembangkan meialui sistem latihan kerja. Nilai-nilai pengembangan bakat, kreativitas, inovasi, ketrampilan dan motivasi kerja biasanya ditumbuhkan dilingkungan pendidikan formal dan dikembangkan dalam proses latihan kerja. Sehingga daiam hal ini program latihan dapat memberikan tambahan nilai bagi keluaran sistem pendidikan formal.
Jalur Pengalaman Kerja, yaitu wahana meialui mana seseorang dapat meningkatkan pengetahuan teknis maupun ketrampilan kerjanya dengan mengamati orang lain, menirukan dan melakukan tugas-tugas pekerjaan yang ditekuninya. Dengan melakukan pekerjaan secara berulang-ulang, seseorang bukan saja akan menjadi lebih mahir meiaksanakan tugasnya tetapi juga akan terbuka peluang baginya untuk menemukan cara-cara kerja yang lebih praktis, efisien dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud.
Pendekatan latihan kerja dan pengalaman dapat diiakukan secara bersama-sama dalam bentuk magang (apprenticeship) dan latihan ditempat kerja (on the job training).Namun perlu diingat bahwa jalur pengalaman kerja ini dapat dikembangkan dengan baik apabila seseorang telah memiliki dasar-dasar pengetahuan dan kemampuan yang didapatnya dari jalur pendidikan dan jalur latihan kerja. Karena itu, pada umumnya jalur pengembangan di tempat kerja atau pengalaman juga merupakan sarana pengembangan dan perencanaan karier pekerja.
3. PENGEMBANGAN IPTEK
Kata ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua kata yang berbeda arti namun sangat erat kaitannya satu sama lain. ltulah sebabnya kita sering menjumpai kedua kata itu dipakai secara bersama-sama dan disingkat IPTEK. Suriasumantri (1991) melukiskan keeratan hubungan kedua kata itu demikian :'teknologi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah dalam bentuk peralatan yang membantu manusia memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis. Peralatan ini bisa berupa perangkat lunak yang berbentuk metode dan teknik, atau perangkat kera yang berbentuk peralatan fisik".
Apapun pengertiannya, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil (produk) manusia yang dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya (Habibie,1990). Peranan IPTEK dalam pembangunan kita amat jelas, karena dengan pembangunan IPTEK telah berhasil memajukan tingkat kecerdasan masyarakat, mengembangkan kemampuan bangsa serta ikut mendorong proses pembaharuan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat, adanya persaingan antar bangsa yang semakin ketat, serta dampak arus globalisasi yang semakin meluas, menuntut serangkaian tidakan yang kritis. Serangkaian tindakan yang dimaksud adalah menyangkut pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK secara febih tepat, cepat dan cermat serta bertanggung jawab sehingga mampu memacu pembangunan dalam menuju terwujudnya masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera. Serangkaian tindakan ini sekaligus juga menyiratkan arah daripada pembangunan IPTEK itu sendiri.
Selanjutnya, pengembangan dan penerapan IPTEK haruslah didukung oleh SDM yang berkualitas metalui pendidikan dan petatihan, penataan sistem keiembagaan, serta penyediaan sarana dan prasarana penefitian, penerapan dan pengembangan yang memadai. Dalam konteks ini, perhatian pada imbalan, jaminan karier dan promosi,kondisi kerja, dana penefitian dan pengembangan yang mendorong orang untuk berprestasi optimal sangatiah diperlukan.
Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa dalam rangka pengembangan IPTEK ini kita harus senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya bangsa, serta memperhatikan keterbatasan sumber daya dan kelestahan lingkungan hidup. Ha] ini penting, karena seperti kata Suriasumantri (1991) :"Sebagai alat, teknologi bagaikan pisau bermata dua, dapat dipakai untuk kebaikan manusia atau sebaliknya, juga dapat membawa dampak yang berakibat buruk". Sebagai contoh, seorang pemakai komputer yang ahli dapat menggunakan komputernya untuk menghitung dan menyelesaikan persoalan matematika dan statistika yang rumit dalam waktu amat cepat; dan pada kesempatan lain komputer dan keahliannya itu dapat juga dipakai untuk membobol bank. Jadi, manfaat yang diberikan oleh suatu teknologi tidak lagi ditentukan oleh teknologi itu sendiri, melainkan oleh manusia sebagai mahiuk yang mempergunakan teknologi tersebut.
Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas seperti yang ditentukan oleh GBHN, peranan pendidikan dan latihan menjadi sangat strategis. Pada masa yang akan datang, sistem pendidikan hendaknya senantiasa diarahkan pada penyediaan tenaga kerja yang cakap, sepadan (match) dengan kebutuhan pembangunan, disamping juga dapat menumbuhkan kemampuan tenaga keoa itu sebagai kekuatan yang mendorong pembangunan nasional. Dalam kaitan ini, maka usaha-usaha membina dan mengembangkan keterkaitan (link) antara lembaga pendidikan dengan dunia keda dan industri harus menjadi priohtas. Harus diakui bahwa selama ini kita sangat kekurangan dalam menangani masalah "link and match" ini, sehingga lembaga pendidikan kita selama ini lebih banyak sibuk menghasilkan lulusan yang sulit mendapatkan pekerjaan dan atau sulit bekerja.
Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Riptek), disertai dengan inovasi yang berkembang pesat, terbukti telah membawa manfaat besar bagi umat manusia. Antara lain meningkatnya keanekaragaman hasil industri, jenis-jenis baru komunikasi dan pengelolaan informasi, komputerisasi, naiknya harapan hidup, hingga pengembangan teknologi yang menghasilkan sumber energi baru dan terbarukan.
4. PENDIDIKAN PROFESIONAL DAN KEBUTUHAN SDM MASA MENDATANG
Dalam UU No.211989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebut lima jenis satuan penyelenggaraan pendidikan tinggi yaitu : akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Lebih lanjut disebutkan dalam kedua sumber hukum itu (UU No.211989 pasal 7 ayat (3), dan PP. No.3011990 pasai 6 ayat (2) dan (3) ) bahwa akademi dan politeknik menyelenggarakan pendidikan professional, yakni pendidikan yang mengutamakan penerapan ilmu pengetahuan. Pendidikan professional ini nampaknya akan mendapatkan perhatian yang febih besar untuk dikembangkan di masa-masa mendatang dilihat dari perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini.
Sebagai respons terhadap keadaan ini maka pendidikan kejuruan dan ketrampilan pada berbagai tingkat jenjang perlu lebih diperhatikan untuk masa-masa mendatang. Hal ini juga berarti bahwa generasi mudalpara lulusan SLTA kelak yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi, jika memang berorientasi pada merebut kesempatan kerja, maka pilihannya yang tepat adalah memasuki lembaga-lembaga pendidikan professional yang sudah mulai banyak hadir di tengah-tengah kita saat ini.
Dari uraian diatas kiranya jelas bahwa pada masa-masa mendatang pendidikan (PT) professional dan keluarannya menjadi tumpuan bagi pengembangan SDM dan pembangunan bangsa di masa mendatang. Hal ini tentu saja jika lembaga pendidikan tadi juga dikefola dan dikembangkan secara professional pula.
5. USAHA-USAHA PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI
Usaha-usaha ke arah peningkatan mutu SDM tidak bisa lepas dari usaha-usaha perbaikan organisasi dan kinerja organisasi pendidikan pada umumnya, termasuk organisasi perguruan tinggi. Berkaitan dengan peningkatan kinerja perguruan tinggi maka upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah : Pengembangan SDM (pengajar dan staf penunjang) atau peningkatan mutu dan kualifikasi staf meialui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi; baik dibidang spesialisasi pekerjaan maupun dalam hal kemampuan bahasa lnggeris dan komputer. Pengembangan dan penyesuaian teknologi dan metode kerja yang dari waktu ke waktu terus berkembang dengan cepat. Peningkatan kerja sama dengan instansillembaga lain yang terkait, baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk menunjang kegiatan pendidikan dan riset. Perbaikan dan peningkatan sistem dan teknik manajemen di bidangbidang yang terkait, seperti : pengendalian mutu terpadu (TQM) dan reenginering.Monitoring dan evaluasi proses dan kinerja organisasi secara terus menerus untuk mendapatkan masukan bagi usaha-usaha perbaikan mutu berkelanjutan(continous improvement). Evaluasi dan pembaharuan kurikulum secara periodik sehingga mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan yang berubah secara cepat dari waktu ke waktu. Pembentuk an dan pemantapan budaya dari ikiim akademik yang mendukung bagi tercapainya kinerja institusi yang tinggi.
6. PEMBINAAN DAN PEMASYARAKATAN OLAHRAGA SERTA KESEGARAN JASMANI
Program ini bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat sehingga mendukung pelaksanaan paradigma sehat dan melestarikan olah raga tradisional sebagai potensi budaya daerah. Sasaran dari program ini adalah meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat termasuk peserta didik, pekerja dan kelompok lanjut usia; meningkatkan jumlah dan kualitas olah raga yang berkembang di masyarakat termasuk untuk penyandang cacat, lanjut usia dan olah raga tradisional. Dan meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pendukung kegiatan kesegaran jasmani dan olah raga, baik di tempat kerja maupun fasilitas umum. Adapun kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah:
a. Melaksanakan pelayanan KIE dan konseling bagi masyarakat berolah raga.
b. Mengembangkan olah raga Anak
c. Mengembangkan pendidikan jasmani di sekolah dan perguruan tinggi.
d. Mengembangkan olah raga di tempat kerja.
e. Mengembangkan olah raga lanjut usia.
f. Mengembangkan olah raga penyandang cacat
g. Mengembangkan olah raga tradisional
h. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah dalam mengembangkan prasarana dan sarana olah raga.
7. Program Pemanduan Bakat/Pembibitan Olahraga
Program ini bertujuan meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan olahraga sejak usia dini termasuk bagi penyandang cacat terutama di sekolah; Meningkatkan jumlah bibit olahragawan berbakat, termasuk penyandang cacat; meningkatkan jumlah dan kualitas wadah pembinaan olahragawan pelajar; meningkatnya jumlah dan kualitas kompetisi berdasarkan cabang olah raga yang diunggulkan; meningkatnya penyediaan prasarana dan sarana olah raga dengan kualitas yang memadai dan sesuai dengan standar termasuk untuk penyandang cacat; meningkatnya peran organisasi olah raga termasuk olah raga penyandang cacat dalam upaya pemanduan bakat dan pembibitan olah raga; meningkatnya kualitas kompetisi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olah raga; meningkatnya penerapan dan pemanfaatan iptek olah raga sebagai pendorong peningkatan prestasi pada semua cabang olah raga. Kegiatan pokok dalam mendukung program ini adalah :
a. Melakukan identifikasi dan mengembangkan olah raga unggul daerah
b. Melakukan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga
c. Melakukan pembinaan dan pembibitan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olah raga prioritas daerah melalui wadah-wadah pembinaan
d. Melakukan pelatihan guru pendidikan jasmani dan penilik olah raga
e. Menyelenggarakan kompetisi olah raga dan pelajar
f. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga di setiap sekolah
g. Memberikan penghargaan bagi insan olahragawan berbakat
h. Melakukan pembinaan manajemen organisasi olah raga
i. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha untuk mendukung pendanaan olah raga
j. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pemanduan bakat
k. dan pembibitan olah raga.
8. Program Peningkatan Prestasi Olahraga
Program ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga termasuk bagi penyandang cacat. Sasaran program ini adalah : meningkatnya prestasi olahragawan di tingkat nasional yang antara lain ditandai dengan pemecahan rekor nasional; meningkatnya peringkat juara yang diraih atlet dalam kejuaraan olahraga termasuk olah raga bagi penyandang cacat di tingkat nasional;termanfaatkannya iptek olah raga untuk meningkatkan prestasi olah raga dan meningkatnya dukungan dunia usaha, industri, dan partisipasi masyarakat terutama dalam pendanaan dan pembinaan olahraga prestasi. Kegiatan pokok dalam program ini adalah :
a. Melakukan identifikasi prioritas cabang olahraga prestasi di tingkat daerah, nasional dan internasional
b. Melakukan pembinaan cabang olah raga prestasi prioritas di tingkat daerah dan nasional
c. Mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan keahlian serta melakukan penempaan mental bagi atlet
d. Menyelenggarakan kompetisi olah raga secara teratur, berjenjang dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
e. Meningkatkan manajemen organisasi olah raga tingkat perkumpulan, tingkat daerah dan tingkat nasional sehingga mampu berperan aktif dalam pembinaan olahraga prestasi dan peningkatan prestasi olah raga.
f. Meningkatkan jumlah dan kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga
g. Mengembangkan pengetahuan iptek dan meningkatkan keahlian yang strategis bagi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga
h. Menerapkan dan memanfaatkan iptek olah raga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga
i. Meningkatkan partisipasi dunia usaha, industri dan masyarakat untuk mendukung pendanaan dan pembinaan olahraga prestasi
j. Meningkatkan jaminan kesejahteraan masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Akhimya sebagai penutup dari paper ini, saya ingin mengemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:
SDM yang berkualitas merupakan kunci bagi keberhasilan kita menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas yang berintikan persaingan. Karenanya berbagai usaha dalam meningkatkan kualitas SDM harus terus menerus diupayakan. Pengembangan IPTEK yang tetap beriandaskan nilai agama dan budaya perlu sekaii untuk menjamin terkendalinya pemanfaatan IPTEK demi tujuan-tujuan yang meningkatkan kesejahteraan orang banyak, dan bukan sebaliknya. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas , maka kinerja organisasi penyelenggara pendidikan tinggi mempunyai peran yang penting. Dengan melihat kecenderungan kebutuhan tenaga keda pada masamasa mendatang, nampaknya pendidikan professional, termasuk pendidikan program diploma, merupakan alternatif yang tepat bagi pengembangan kualitas SDM yang sesuai dengan tuntutan kerja di masa-masa yang akan datang.
B. SARAN
Berdasarkan dari kenyataan yang ada, maka disarankan
Upaya-upaya meningkatkan kualitas SDM harus lebih ditingkatkan, baik meialui jalur pendidikan formal, jalur latihan keda maupun meialui jalur pengalaman kerja. Karena dimasa-masa mendatang dibutuhkan SDM yang memiliki keahlian dan yang professional. Untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi penyelenggara pendidikan, karena dengan pengelolaan organisasi yang baikiah yang dapat menjamin hasil kerja yang bermutu yakni menghasilkan SDM yang berkualitas. Bagi setiap individu harus lebih berusaha meningkatkan kemampuannya baik dalah ha] bahasa asing maupun penggunaan alat-alat teknologi, agar dapat bersaing dalam memperoleh pekerjaan.


KEPUSTAKAAN
Batubara, Cosmas, 1992, "Masalah Tenaga Kerja di Indonesia" Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 3: 3-12.
Djojonegoro, W.(1993), Link and Match, Makalah Rapat Kerja Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Depdikbud. 1 1995, Pembangunan Pendidikan Nasional Dalam Memacu Pertumbuhan Ekonomi Menjelang Era Persaingan Global, Kajian, No.002/Th.l-.4-31.
Habibie, B.J.1990, Peranan limu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Proses Transformasi Masyarakat, Makalah Simposium Nasional Cendikiawan Muslim, Malang.
Naisbitt, John & Aburden, Patrivia, 1990. Ten New Directions For the 1990's Megatrends 2000. Megatrends Ltd.
Pramutadi,S,1996. Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan Tinggi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Robbins, S. P. 1 990, Organizations Theory : Structure, Design and Applications. Englewood Cliffs,N.J...Prentice Hall.
Simanjuntak, Payaman J.1992. Kualitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat'. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 3:24-36
Suriasumantri, Jujun S. 1991. "Teknologi Kontrol dan Sistem Nilai", Teknologi, No.7.Th IV, 13-17.
Tilaar,H.A.R.1992. 'Manajemen Pendidikan Nasional'.Bandung, Remaja Rosdakarya.
Tung,R.,& Von Glinow, M.A,1991, Incorporating International Dimensions in Management Theory Building, Academy of Management Review, Vol.16,2..259-261.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar